Histori awal RMBL: Pada tahun 2004, saya yang sejak kecil senang
menggambar/desain, mencoba membuat sebuah clothing label dengan nama
Lonely King. Inspirasi saya waktu itu adalah fillm-film noir, kultur
geng motor-mobil tua dan hal-hal outlaw yang bergaya elegan. Semua
proses desain saya lakukan sendiri. Sayangnya Lonely King hanya
bertahan 3 tahun karena saat itu saya terlalu sibuk dengan SID dan
belum memiliki tim solid (tim LK hanya berdua, saya dan Sadik). Karena
terbengkalai, tahun 2007 Lonely King terpaksa saya non-aktifkan meski
hasrat saya untuk menuangkan sisi-sisi liar/pemberontakan secara visual
masih membara. Dan sejak itu pula saya 'memasang' mata untuk mencari
potensi baru yang kiranya bisa melanjutkan hasrat saya ini.
Dari
2006 - 2010 saya 'mengamati' dunia per-clothing-an Bali. Dan saya lihat
ada kecenderungan clothing-clothing lokal (meski tak semua) banyak yang
terang-terangan 'meniru' - baik itu secara konsep & estetika -
clothing-clothing luar Bali/lnternasional yang sedang 'trend' saat itu.
Ok, namanya 'bisnis' saya tak menyalahkan. Kan misi utamanya profit.
Ditengah
serbuan brand-brand lokal yang cenderung seragam itu, saya iseng
membuka akun Facebook milik Adi (bassist band rockabilly The Hydrant)
yang mem-posting beberapa karya desain-nya. Saat itu saya baru tahu
ternyata Adi seorang desainer grafis. Setelah saya pelajari,
desain-desain yang ia buat ternyata berhasil mempresentasikan hal-hal
liar yang ada di dalam jiwa saya. He's got the soul! Desain-desainnya
tidak 'tersentuh' jaman. Melawan arus. Timeless! Inilah orang yang saya
cari-cari selama ini!
Setelah saya cari tahu, ternyata
Adi sudah memiliki label bernama RMBL yang ia jalankan berdua bersama
sahabat baiknya Komar (bassist band Irish-Punk 13% Outlaws). Pada satu
kesempatan, mereka menawarkan saya utk menjadi model untuk produk topi
pertama mereka.
Melalui beberapa percakapan, saya
menawarkan diri untuk ikut bergabung dengan RMBL. Alasan saya: 1. Saya
jatuh cinta dgn desain-desain yang dibuat oleh Adi. 2. Saya sudah
sangat muak meliihat 'keseragaman' di dalam bisnis clothing di
Bali/Indonesia.
Sudah saatnya ada clothing lokal yang
bisa 'lepas' dari konsep 'cool' yang didatangkan dari pusat. Sudah
saatnya setiap daerah dan remaja nya punya gaya dan cara pikir mereka
sendiri, bukan hasil cuci otak dari pihak yg 'itu-itu' saja. Bentuk
resistensi inilah yang melahirkan konsep 'Balinese Pride' yang Adi dan
Komar ciptakan sebagai identitas RMBL pada awal mereka berdiri.
Karena
misi kita sama -mungkin karena selera musik yg sama- Adi dan Komar
menerima saya bergabung di keluarga RMBL. Dan tugas saya di RMBL adalah
sebagai visioner, konseptor sekaligus propagandis.
Jadi,
demikian sejarah singkat tentang apa dan siapa dibalik RMBL yang
sebenarnya. Mudah-mudahan tulisan ini bisa memberi sedikit bayangan
kenapa RMBL memang bukan hanya pebisnis murni. RMBL adalah pejuang.
Kita ingin menunjukkan pada dunia bahwa ditengah derasnya brainwash
media yang makin fuck up ini, setiap daerah seharusnya bisa dan berhak
memiliki gaya dan attitude nya sendiri.
Cheers!
http://www.facebook.com/RumbleTime
Tidak ada komentar:
Posting Komentar